Karya Tari “Berpijak Diatas Puing” Interpretasi Cerita Yang Terdapat Dalam Tari Tradisi Sikambang Di Kabupaten Pesisir Selatan

Authors

  • Ingles Fahrezi Institut Seni Indonesia Padang Panjang
  • Susas Rita Loravianti Institut Seni Indonesia Padang Panjang
  • Adjuoktoza Rovylendes Institut Seni Indonesia Padang Panjang
  • Oktavianus Institut Seni Indonesia Padang Panjang

DOI:

https://doi.org/10.61722/jinu.v2i5.6046

Keywords:

Tari Sikambang, Datuak, Inner conflict.

Abstract

The dance work Berpijak Diatas Puing (Standing Amid the Ruins) is inspired by Tari Sikambang, a traditional Minangkabau dance originating from Nagari Kambang Utara. It tells the story of a Datuak (a traditional leader) who is devastated by the loss of his only child. This piece portrays inner conflict and emotional resilience in the face of tragedy, carrying the message that one must continue moving forward even in the midst of destruction. Developed with a dramatic approach and a social theme, the choreography incorporates traditional Sikambang movements such as Sipotong Geleang, Baraba Mandi, and Ratok, blended with contemporary techniques learned during the choreographer’s studies at the Indonesian Institute of the Arts Padangpanjang, including jumps, leaps, rolls, and more. Performed by nine dancers and one monologue character, the piece features live music and symbolic props, including black and white cloths representing grief and acceptance. This work serves as both an effort to preserve cultural heritage and a reflection on themes of loss, acceptance, and inner strength.

References

Anggraini, Riri (2004). Jangan Ambil Anakku (Skripsi, Institut Seni Indonesia Padang Panjang)

Berger, A. A. (2015). Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer (Edisi Baru). Tiara Wacana.

Edi, Sedyawati. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harpan.

F. X Wirdayanto. 2009. Koreografi Bahan Ajar. Bandung. Indonesia

Hadi Y. Sumandiyo. (2003). Mencipta Lewat Tari. Manthili Yogyakarta

Hadi Y. Sumandiyo.2020. Tari Kontemporer Sebuah Fenomena Keakuan, Kekinian, Kedisinian. Edisi Pertama, Isi Press. Surakarta.

Hadi Y. Sumandiyo. 2003. Aspek-Aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Elkaphi. Cetakan 2

Ichsan, I., & Ali, A. (2020). Metode Pengumpulan Data Penelitian Musik Berbasis Observasi Auditif. Musikolastika: Jurnal Pertunjukan Dan Pendidikan Musik, 2(2), 85-93.

Miroto, M. (2022). Dramaturgi Tari.

Nurhidayati. (2022). Tari Sikambang Dalam Konteks Seni Pertunjukan Pada Masyarakat Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan: Analisis Gender (Skripsi, Institut Seni Indonesia Padang Panjang).

Nursyam, Romi (2007). Da2tuak (Skripsi, Institut Seni Indonesia Padang Panjang)

Primanta, C.O. (2023). Karya Tari Risau Interpretasi Kerinduan Seorang Ibu (Skripsi, Institut Seni Indonesia Padang Panjang)

Santosa, E. (2013). Dasar Tata Artistik 2: Tata Cahaya Dan Tata Panggung.

Smith, Jacqualine. 1985. “ Dance Composition” A Practical Guide For Teacher (“Komposisi Tari” Sebuah Pertunjuk Praktis Bagi Guru, Terjemahan Ben Suharto). Ikalastis Yogyakarta.

Tayibnapis, F. Y. (2008). Buku Evaluasi Program.

Varianda, M., Nazar, S., & Muliati, R. (2021). Tari Balega Di Tanah Manang Karya Susas Rita Loravianti Dalam Kajian Dramaturgi Tari. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 377-395.

Wahyuni, V. S. (2015). Makna Tari Sikambang Dalam Upacara Perkawinan Pada Masyarakat Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan (Skripsi, Institut Seni Indonesia Padang Panjang).

Yudi Nur Riyadi. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Jakarta:Pt. Balai Pusataka(Persero)

Zharandont, P. (2015). Pengaruh Warna Bagi Suatu Produk Dan Psikologis Manusia. Bandung. Universitas Telkom, 7.

Downloads

Published

2025-07-25